Jumlah penduduk yang besar tentunya membawa masalah tersendiri bagi suatu negara. Salah satu upaya dalam pengendalian jumlah penduduk adalah dengan Program Keluarga Berencana (KB). Keberhasilan program KB dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah akseptor KB. Selama ini akseptor KB mayoritas didominasi oleh kaum perempuan yang mencapai 98,4% sedangkan akseptor pria hanya 1,6%.
Memang alat kontrasepsi yang diperuntukkan untuk pria sangat sedikit jumlahnya, hanya kondom dan vasektomi. Alternatif pilihan yang terbatas ini yang mungkin menyebabkan kaum pria rendah keikutsertaannya dalam program KB.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai Badan yang mengurusi Keluarga Berencana di Indonesia melakukan segala upaya untuk mensukseskan program KB di Indonesia. Salah satu upaya adalah pengembangan pil KB untuk pria. “Tahun ini akan kita luncurkan. Pil tersebut sudah melalui uji coba selama 10 tahun. Dan saat ini sudah tersedia dalam fitofarmaka dan sedang diuji klinis,” tutur Kepala BKKBN, Sugiri Syarief dalam pemaparan program prioritas tahun 2011 di Jakarta, Selasa (4/1/2011).
Sugiri mengatakan, pil KB tersebut berasal dari bahan-bahan produksi dalam negeri termasuk gandarusa. Pil ini akan menjadi alternatif pilihan ber-KB bagi kaum laki-laki yang masih sangat terbatas saat ini.
Menanggapi rencana peluncuran Pil KB ini, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kustantinah, mengatakan siap menindaklanjuti dengan melakukan pengujian terhadap pil tersebut.
Ide dari alat kontrasepsi ini adalah menciptakan pil yang dapat menonaktifkan sperma atau mencegah sperma mengalami pematangan sebelum mencapai rahim sehingga tidak efektif membuahi sel telur. Versi yang dikembangkan ini mengharuskan seorang pria untuk mengonsumsinya tiap 3 bulan atau sebulan sekali.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih Anda Telah memberi komentar