Rabu, 06 April 2011 | By: Hasan Basri

DIET ISLAMI YANG MEMANJANGKAN UMUR

Pada masa Rasulullah, ada seorang tabib yang dikirim dari Mesir ke Madinah sebagai tanda persahabatan. Namun delapan bulan kemudian, tabib ini akhirnya pulang lagi ke Mesir. Bukan karena ia tidak betah—justru ia sangat akrab dan dikenal baik oleh masyarakat di Madinah—melainkan karena selama delapan bulan ia bertugas di Madinah tak ada satupun orang sakit yang datang untuk berobat ke tempat prakteknya. Sedangkan di Mesir, jasanya mungkin lebih dibutuhkan. Sebelum pulang, tabib ini berpamitan kepada Rasulullah dan bertanya pada beliau apa rahasia umat Rasulullah selalu terlihat sehat dan tak pernah sakit. Maka Rasulullah menjawab “kami adalah umat yang tidak makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang”.
Mungkin kita ingat kalau Rasulullah SAW pernah bersabda pula dalam riwayat lain :
“Tidaklah sekali-sekali manusia memenuhi sebuah wadah pun yang lebih berbahaya dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tubuhnya. Jika ia harus mengisinya, maka sepertiga (bagian lambung) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya (udara)” (Hadits Riwayat Tirmidzi, berpredikat shahih)
14 abad setelah hadits-hadits tersebut keluar, kini penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa diet ala Rasul tersebut dapat memperpanjang umur seseorang, disebut juga sebagai diet anti-aging calorie restriction (diet pembatasan kalori atau diet rendah kalori). Namun sebenarnya cara makan yang dalam bahasa planet Nibiru disebut “diet calorie-restriction” ini (bahkan digembar-gemborkan berasal dari Barat), masih menggunakan dasar diet Islam “berhenti sebelum kenyang” yang diajarkan Rasulullah.
Apabila Anda bingung dan malas membaca halaman blog nan panjang ini, jangan puyeng dulu.. :-) Kami akan berikan sedikit ringkasannya….Pada paragraf selanjutnya Anda akan menemukan:
1. Salah satu pembuktian hadits “cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tubuhnya” : bahwa dalam suatu penelitian UCLA tahun 2005, tikus yang mendapatkan ransum dengan jumlah kalori yang hanya cukup untuknya bertahan hidup, ternyata hidup lebih panjang dari tikus yang mendapat ransum dengan porsi dan kalori biasa.
2. Salah satu pembuktian hadits  “1/3 untuk makanan, 1/3 untuk air, dan 1/3 untuk udara” : Pada tahun 2006, Christiaan Leeuwenburgh dari Institute of Aging Universitas Florida menemukan bahwa mengurangi porsi makan sebanyak 8% saja dapat mencegah banyak kerusakan organ akibat penuaan. (Porsi makanan yang dimaksud adalah “porsi makan sampai kenyang” yang biasa dikonsumsi orang sehari-hari.)
3. Penemuan Kalluri Suba Rao, ahli biologi molekuler (2004) :  Makan sedikit memungkinkan tubuh untuk lebih “berkonsentrasi” memperbaiki dirinya sendiri, sehingga kegiatan perbaikan DNA, membuang zat-zat toksin keluar tubuh, dan regenerasi sel-sel rusak dengan sel sehat dapat berlangsung lebih optimal—Sedangkan apabila kita makan banyak melebihi batasan, maka tubuh akan lebih sibuk dengan kegiatan katabolisme (menguraikan makanan-makanan itu dalam tubuh) dan “tidak sempat” memperbaiki dirinya sendiri. Inilah salah satu pengundang berbagai penyakit seperti darah tinggi, kolesterol, dll yang dapat memperpendek umur manusia zaman sekarang.
4. Pendapat salah satu ilmuwan UCLA yang meneliti diet ini, bahwa “dengan diet ini saja, manusia tidak memerlukan lagi konsumsi suplemen seumur hidupnya, karena diet ini lebih kuat dari suplemen”
Bila Anda rajin-rajin browsing situs kesehatan dari luar negeri, banyak sekali berita dan penelitian terbaru mengenai diet ala Rasulullah ini—yang sedang hangat dibicarakan sejak 10 tahun terakhir. Banyak para ahli kesehatan dan ilmuwan sepakat bahwa diet ini adalah diet anti-aging terbaik yang pernah ada; daripada sekadar membatasi pada makanan tertentu dan mengonsumsi suplemen-suplemen yang diiklankan. Jadi, kata siapa diet Rasulullah udah ketinggalan jaman!!!